Perikanan longline tuna Indonesia perkuat kapasitas pelaporan data perikanan dan mitigasi bycatch

Perikanan longline tuna Indonesia perkuat kapasitas pelaporan data perikanan dan mitigasi bycatch

Sebagai tindak lanjut komitmen untuk meningkatkan aspek sustainability dalam Perikanan tuna longline, Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) melaksanakan Pelatihan Pengelolaan Data dan Mitigasi Jenis Terancam Punah dan Dilindungi pada Perikanan Tuna Longline Senin (16 November 2020).  Sebanyak 27 peserta yang merupakan nahkoda, awak kapal perikanan, dan staff perusahaan dari unit pengolahan ikan dari Perikanan tuna longline di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Jakarta mengikuti kegiatan pelatihan ini.

Kegiatan ini merupakan pelatihan kedua yang diadakan, sebelumnya di Pelabuhan Benoa-Bali, sebagai bagian dari Fishery Improvement Project (FIP) pada Perikanan longline tuna dan pelagis besar yang dikoordinatori oleh ATLI dengan dukungan dari Yayasan LINI dan Sustainable Fisheries Partnership. Kegiatan pelatihan serta FIP ini juga mendapat dukungan dari proyek hibah Global Marine Commodities yang diimplementasikan oleh Kementerian PPN/BAPPENAS dan UNDP.

Pelatihan yang berlangsung sehari ini dibuka oleh Rahmat Irawan A.Pi, M.M  Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, “Sesi-sesi dan materi yang disampaikan dalam pelatihan sangat penting diketahui dan dilaksanakan oleh para nahkoda, awak kapal perikanan dan pelaku usaha selaku pihak yang langsung berhadapan dengan kegiatan penangkapan ikan” kata Rahmat Irawan dalam sambutannya, “keberlanjutan Perikanan ini sangat tergantung dari peranan anda semua sebagai ujung tombak perikanan nasional”.

“Harapan kita sangat besar agar FIP oleh ATLI dan industri perikanan longline ini mampu mendukung usaha bersama untuk mengoptimalkan produktifitas perikanan, khususnya untuk menghasilkan produk tuna segar yang berdaya saing sesuai dengan arahan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengan Nasional (RPJMN) 2020-2024” sambung Roby Fadillah, Kepala Subdit Tata Kelola Laut dan Pesisir – Kementerian PPN/BAPPENAS dalam sambutannya.

Dalam pelatihan ini mendapatkan informasi terkait pelaksanaan FIP sebagai komitmen industri untuk memastikan praktik perikanan yang berkelanjutan, yang didukung dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap produk Perikanan yang berkelanjutan. “FIP longline tuna dan pelagis besar ini mencakup tiga aspek yaitu terkait keberlanjutan stok, meminimalkan dampak perikanan terhadap lingkungan, dan mendukung adanya pengelolaan Perikanan yang efektif” jelas Ivan Jorgih sebagai Koordinator FIP dari ATLI.saat memaparkan rencana kerja FIP.

Pelatihan disampaikan oleh Anung Widodo dari Pusat Riset Perikanan, BRSDMKP yang menyampaikan tentang metode identifikasi jenis satwa laut yang terancam dan dilindungi (ETP species) yang berpotensi tertangkap dalam perikanan longline tuna. Kegiatan identifikasi dilanjutkan dengan metode pelepasan ETP species yang terkait oleh longline dalam keadaan hidup.

Sesi kedua disampaikan oleh Syahril Abd Raup, Koordinator Bidang Pemantauan dan Analisis Pengelolaan Sumber Daya Ikan, DJPT, mengenai mekanisme penggunaan aplikasi pelaporan e-logbook. “Aplikasi e-logbook ini dikembangkan sesuai dengan masukan dari nelayan terhadap sulitnya melalukan pelaporan kegiatan perikanan” jelas Syahril, “aplikasi ini tidak hanya paper-less namun juga bisa digunakan saat tidak ada sinyal komunikasi. Yang lebih penting akurasi data yang masuk menjadi kunci untuk menghasilkan strategi pengelolaan yang tepat bagi perikanan nasional”.\

Sesi terakhir disampaikan oleh Yayan Hernuryadin dari Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan, DJPT, tentang urgensi dan implementasi tindakan konservasi dan pengelolaan bycatch sesuai ketentuan dari Indian Ocean Tuna Commission dimana Indonesia juga merupakan anggota.

“Di kapal-kapal negara lain saya lihat sudah menggunakan dehooker (untuk melepas satwa ETP). Meskipun banyak jenis hiu yang belum dilindungi, sekarang saya paham bahwa jika terus-terusan dibiarkan tertangkap maka banyak populasi hiu yang akan semakin menurun.” kata Febrianto, peserta training yang juga awak kapal perikanan.

Informasi tentang FIP Indonesia longline tuna dan pelagis besar ini dapat dilihat di link berikut