Pelatihan Mitigasi By-Catch Tuna Longline Indonesia – Benoa

Pelatihan Mitigasi By-Catch Tuna Longline Indonesia – Benoa

Menindak lanjuti komitmen para pelaku usaha dalam Perbaikan Perikanan (Fisheries Improvement Project – FIP) Tuna Longline, maka pada hari Kamis 27 Agustus 2020, dilaksanakan Pelatihan Mitigasi By-Catch Tuna Longline Indonesia di kantor ATLI, Pelabuhan Benoa. Pelaksanaan pelatihan mendapat dukungan pendanaan melalui proyek Hibah Global Marine Commodities yang diimplementasikan oleh Kementerian PPN/BAPPENAS dan UNDP.

Pelatihan dibagi menjadi 2 sesi yang dihadiri oleh 13 kapten, 4 wakil kapten, 2 Kepala Kamar Mesin, 5 anak buah kapal dan 6 pengurus dari 9 perusahan perikanan tangkap longline berbasis di Benoa, Bali. Para peserta menjalani full-day training (09.00 – 15.30 WITA), di mana pelatihan dibuka dengan sambutan dari Direktur SDI – Bapak Trian Yunanda, S.Pi, M.Sc, Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas Ibu Dr. Ir. Sri Yanti JS, MPM, Sekjen ATLI Bapak I Nyoman Sudarta dan Ketua FIP Bapak Ivan Jorgih.

Pada sesi pertama, Narasumber adalah Bapak Arman, S.Pi dari Pelabuhan Perikanan Pengambengan – Bapak Arman, Spi yang memberikan materi e-logbook. Dilanjutkan oleh Bapak Bram Setiyadi, S.Kel dari Loka Riset Perikanan Tuna tentang Mitigation Management Measures RFMO dan Nasional. Materi  ketiga diberikan oleh  Bapak Permana Yudiarso, S.T., M.T. dari BPSPL Denpasar tentang Jenis-jenis yang dilindungi dan yang masuk dalam CITES Appendiks II, dimana perdagangannya diatur secara International.

Di sesi kedua, materi pelatihan lebih bersifat teknis tentang Praktik pelepasan penyu dan ETP species lain dalam kondisi hidup, dimana materi pelepasan burung laut disampaikan oleh Bapak Abram Barata, S.Pi (Loka Riset Perikanan Tuna) dan pelepasan penyu diberikan oleh Bapak Wahyu Teguh Prawira (MDPI).

Pelatihan Mitigasi By-Catch Tuna Longline Indonesia – Benoademonstrasi menggunakan de hooker
Kapten Mittahudin (kanan) dari PT. Bandar Nelayan demonstrasi menggunakan de hooker dengan arahan Bapak Teguh (kiri)

Selama pelatihan peserta mendapatkan dan berbagi informasi, pengetahuan dan ketrampilan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas  kapten dan anak buah kapal yang berada di laut, untuk dapat melakukan pendataan e-logbook dengan lebih baik dan akurat, serta melaksanakan pengelolaan jenis yang terancam punah dan dilindungi (ETP species) ke arah yang lebih baik. Hal ini merupakan Langkah awal penting dalam melakukan perbaikan FIP dalam empat tahun ke depan – menuju sertifikasi MSC.

Launching National-level longline tuna FIP

Launching National-level longline tuna FIP

Pada tanggal 22 Januari 2020, ATLI bekerjasama dengan Sustainable Fisheries Partnership dan Yayasan LINI meluncurkan Program Perbaikan Perikanan Tuna Longline Tingkat Nasional (National-Level Longline Tuna Fishery Improvement Project).

Program Perbaikan Perikanan Tuna Longline ini mencakup tuna jenis albakora (albacore), sirip kuning (yellowfin tuna) dan tuna mata besar (bigeye tuna) di WPP 572 dan WPP 573, Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan perairan international/laut lepas (Wilayah FAO 57) dan jenis madidihang/tuna sirip kuning (yellowfin tuna) dan tuna mata besar (bigeye) di WPP 714 dan WPP 715 (perairan pedalaman/Archipelagic Waters) dan 716, 717 (EEZ) (FAO 71)) yang ditangkap menggunakan alat tangkap longline (rawai tuna).

Launching FIP LL tuna
Launching FIP LL tuna_ pak Amin signing komitmen

Empat belas (14) perusahaan penangkapan dan pengolahan tuna, serta Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI), yang melibatkan lebih dari 250 kapal longline berkomitmen untuk berpartisipasi dalam kegiatan Program Perbaikan Perikanan Tuna Longline menuju perikanan tuna berkelanjutan serta mendukung pelaksanaan Rencana Pengelolaan Perikanan Tuna Indonesia (RPP Tuna Cakalang dan Tongkol).

Program Perbaikan Perikanan Tuna Longline ini akan difokuskan untuk meningkatkan kepatuhan dalam pengisian logbook, pengurangan hasil tangkap sampingan untuk jenis yang dilindungi (ETP species), berkontribusi terhadap penyusunan dan pelaksanaan Harvest Strategy.

Diharapkan Program Perbaikan Perikanan Tuna Longline ini dapat menjadi tonggak sejarah perikanan tuna longline menuju praktek perikanan tuna yang bertanggung jawab dan berkelanjutan serta dapat memenuhi standar sertifikasi Marine Stewardship Council sehingga dapat meningkatkan daya saing tuna longline Indonesia di tingkat internasional.